Gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia
MAKALAH
GERAKAN PEMBARUAN ISLAM DI INDONESIA
Makalah
ini di buat guna memenuhi tugas mata kuliah
Pemikiran
modern dalam islam
Dosen :
Mulyana, S.Pd,i.M.Pd,i
Di susun
oleh :
Syarofatul hasanah
|
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM H. AGUS SALIM
( STAI HAS )
CIKARANG
2015
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrohmannirrohim.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, serta sholawat salam
tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Kami bersyukur karena
telah dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “gerakan Pembaharuan dalam Islam “ guna sebagai tugas mata kuliah
Pemikiran Modern dalam Islam.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi orang
lain, apabila ada kesalahan dalam tulisan kami, kami memohon maaf, karena
segala kekurangan dan kesalahan adalah sebagian dari sifat manusia, sedangkan
segala kesempurnaan hanyalah milik Allah ‘azza wajalla saja. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.
Cikarang barat, 16 oktober 2015
|
Penyusun
|
i
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR
ISI........................................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. Latar belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah........................................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
A. Pengertian pembaharuan islam.............................................................................. 2
B.
Awal pembaharuan islam di
indonesia.................................................................. 3
C.
Nilai-nilai adanya pembaharuan
islam di indonesia.............................................. 5
BAB III
PENUTUP............................................................................................................. 13
Kesimpulan................................................................................................................. 13
|
ii
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada abad ke 13 M agama Islam mulai
masuk ke Indonesia, dan ada yang berpendapat bahwa penyebaran Islam pertama
kali dilakukan oleh para pedagang dan mubaligh dari Gujarat-India. Sekarang
jumlah umat Islam di Indonesia merupakan yang paling besar dibandingkan umat
Islam di negara-negara lain di dunia ini oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
umat Islam di Indonesia mempunyai peranan yang penting bagi bangsa-bangsa dan
negara-negara Islam lainnya. Lebih-lebih di Indonesia sendiri, umat Islam
merupakan mayoritas penduduk dan mereka bertebaran di segenap pelosok tanah air
serta banyak yang berkumpul dalam berbagai organisasi sosial, pendidikan,
keagamaan, ekonomi, dan politik.
Semenjak datangnya Islam di
Indonesia yang disiarkan oleh para mubaligh khususnya di Jawa oleh Wali Sanga
atau Sembilan Wali Allah hingga berabad-abad kemudian, masyarakat sangat
dijiwai oleh keyakinan agama, khususnya Islam. Sejarah telah mencatat pula,
bahwa Islam yang datang di Indonesia ini sebagiannya dibawa dari India, dimana
Islam tidak lepas dari pengaruh Hindu. Campurnya Islam dengan elemen-elemen
Hindu menambah mudah tersiarnya agama itu di kalangan masyarakat Indonesia,
terutama masyarakat Jawa, karena sudah lama kenal akan ajaran-ajaran Hindu itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
Pengertian Gerakan pembaharuan islam ?
2. Bagaimana
masuknya pembaharuan islam di indonesia ?
3. Apa
saja nilai-nilai yang dapat diambil dari adanya pembaharuan ?
4. Apa
saja contoh bentuk gerakan pembaharuan islam di indonesia ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Gerakan Pembaharuan Islam
Gerakan
pembaharuan yaitu sebuah gerakan yang bertujuan untuk mengembalikan kemurnian
agama Islam agar sesuai dengan hadits dan sunah yang biasa dilakukan oleh nabi
Muhammad S.A.W. Gerakan pembaharuan disebut juga
gerakan modernisasi atau gerakan reformasi adalah gerakan yang dilakukan untuk
menyesuaikan paham – paham keagamaan Islam dalam perkembangan baru diakibatkan
oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Pembaharuan Islam adalah upaya untuk
menyesuiakan paham keagamaan Islam dengan perkembangan dan yang ditimbulkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan terknologi odern. Dengan demikian pembaharuan
dalam Islam ukan berarti mengubah, mengurangi atau menambahi teks Al-Quran
maupun Hadits, melainkan hanya menyesuaikan paham atas keduanya. Sesuai dengan
perkembangannya zaman, hal ini dilakukan karena betapapun hebatnya paham-paham
yang dihasilkan para ulama atau pakar di zaman lampau itu tetap ada
kekurangannya dan selalu dipengaruhi oleh kecendrunagan, pengetahuan,
situasional, dan sebagainya. Paham-paham tersebut untuk di masa sekarang
mungkin masih banyak yang relevan dan madih dapat digunakan, tetapi mungkin
sudah banyak yang tidak sesuai lagi.
gerakan
pembaharuan Islam disebut tajdîd, secara harfiah tajdîd berarti
pembaharuan dan pelakunya disebut mujaddid. Dalam pengertian itu,
sejak awal sejarahnya, Islam sebenarnya telah memiliki tradisi pembaharuan
karena ketika menemukan masalah baru, kaum muslim segera memberikan jawaban
yang didasarkan atas doktrin-doktrin dasar kitab dan sunnah.Rasulullah pernah
mengisyaratkan bahwa “sesungguhnya Allah akan mengutus kepada umat ini (Islam)
pada permulaan setiap abad orang-orang yang akan memperbaiki –memperbaharui-
agamanya” (HR. Abu Daud). Meskipun demikian, istilah ini baru terkenal dan
populer pada awal abad ke-18.
Kata tajdid sendiri secara bahasa
berarti “mengembalikan sesuatu kepada kondisinya yang seharusnya”. Dalam bahasa
Arab, sesuatu dikatakan “jadid” (baru), jika bagian-bagiannya masih erat
menyatu dan masih jelas. Maka upaya tajdid seharusnya adalah upaya untuk
mengembalikan keutuhan dan kemurnian Islam kembali. Atau dengan ungkapan yang
lebih jelas, Thahir ibn ‘Asyur mengatakan:
“Pembaharuan agama itu mulai
direalisasikan dengan mereformasi kehidupan manusia di dunia. Baik dari sisi
pemikiran agamisnya dengan upaya mengembalikan pemahaman yang benar terhadap
agama sebagaimana mestinya, dari sisi pengamalan agamisnya dengan mereformasi
amalan-amalannya, dan juga dari sisi upaya menguatkan kekuasaan agama”.
B.
Masuknya
Pembaharuan Islam di indonesia
Adapun proses masuknya gerakan
pembaharuan di Indonesia bisa melalui berbagai cara diantaranya :
1.
Melalui peran mahasiswa, bahwa
mahasiswa yang menuntut ilmu di luar negeri setelah menyelesaikan
pendidikannya, maka dia mentransferkan ilmunya tersebut untuk warga masyarakat
di Indonesia;
2.
Melalui jalur publikasi, yakni
berupa majalah – majalah yang memuat ide – ide pembaharuan Islam bisa berasal
dari luar negeri, sehingga bacaan tersebut diterjemahkan agar mudah dipahami
oleh warga masyarakat di Indonesia;
3.
Melalui jalur haji dan mukim yakni
tradisi pemuka agama Islam Indonesia yang menunaikan ibadah haji ketika itu
bermukim untuk sementara waktu guna menimba dan memperdalam ilmu keagamaan atau
pengetahuan lainnya. Ide – ide baru yang diperoleh tak jarang kemudian
mempengaruhi pemikiran serta dakwah di tanah air.
Pada abad ke XIII M agama Islam
mulai masuk ke Indonesia, dan ada yang berpendapat bahwa penyebaran Islam
pertama kali dilakukan oleh para pedagang dan mubaligh dari Gujarat-India.
Sekarang jumlah umat Islam di Indonesia merupakan yang paling besar
dibandingkan umat Islam di negara-negara lain di dunia ini oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa umat Islam di Indonesia mempunyai peranan yang penting
bagi bangsa-bangsa dan negara-negara Islam lainnya. Lebih-lebih di Indonesia
sendiri, umat Islam merupakan mayoritas penduduk dan mereka bertebaran di
segenap pelosok tanah air serta banyak yang berkumpul dalam berbagai organisasi
sosial, pendidikan, keagamaan, ekonomi, dan politik.
Sebelumnya,
masyarakat sangat kuat berpegang teguh pada Agama Hindu dan Budha. Setelah
kedatangan Islam, mereka banyak berpindah agama secara sukarela. Tetapi
sementara itu mereka masih membiasakan diri dengan adat kebiasaan lam, sehingga
bercampur-baur antara adat kebiasaan Hindu-Budha dengan ajaran Islam. Hal
tersebut berlangsung dari abad ke abad, sehingga sulit dipisahkan antara ajaran
Islam yang murni dengan tradisi peninggalan Hindu atau peninggalan agama Budha.
Dan tidak sedikit tradisi lama berubah menjadi seakan-akan “Tradisi Islam”.
Seperti kebiasaan menyelamati orang yang telah mati pada hari ke:7, 40, 1 tahun
dan ke 1000-nya serta selamatan pada bulan ke-7 bagi orang yang sedang hamil
pertama kali, mengkeramatkan kubur seseorang, meyakini benda-benda bertuah dan
sebagainya.
Pemerintahan
Kolonial Belanda, sesuai dengan politik induknya “Devide et empera” akhirnya
membantu kaum adat untuk bersama-sama menumpas kaum pembaharu. Sungguh pun kaum
militer Padri dapat dikalahkan, tetapi semangat pemurnian Islam dan kader-kader
pembaharu telah ditabur yang kemudian pada kenmudian hari banyak meneruskan
usaha dan perjuangan mereka. Diantaranya, Syekh Tohir Jalaludin, setelah
kembali dari Mekah dan Mesir bersama-sama dengan Al Khalili mengembangkan
semangat pemurnian Agama Islam dengan menerbitkan majalah Al Imam di Singapura.
Pada saat itu juga, di Jakarta
berdiri Jami’atul Khair pada tahun 1905, yang pada umumnya beraggotakan
peranakan Arab. Organisasi Jami’atul Khair ini dinilai sangat penting karena
dalam kenyataanya dialah yang memulai dalam bentuk organisasi dengan bentuk
modern dalam masyarakat Islam (dengan anggaran dasar, daftar anggota yang
tercatat, rapat-rapat berkala) dan mendirikan suatu sekolah dengan cara-cara
yang banyak sedikitnya telah modern. Di bawah pimpinan Syekh Ahmad Soorkati,
Jami’atul Khair banyak mengadakan pembaharuan dalam bidang pengajaran bahasa
Arab, pendidikan Agama Islam, penyiaran agama, dan banyak berusaha mewujudkan
Ukhuwah Islam.
Sementara
itu, banyak tumbuh dan lahir gerakan pembaharuan dan pemurnian Agama Islam di
beberapa tempat di Indonesia, yang satu sama lain mempunyai penonjolan
perjuangan dan sifat yang berbeda-beda. Akan tetapi, secara keseluruhan mereka
mempunyai cita-cita yang sama dan tunggal yaitu “Izzul Islam wal Muslimin” atau
kejayaan Agama Islam dan Kaum Muslimin. Di antara gerakan-gerakan tersebut
adalah: Partai Sarekat Islam Indonesia, Muhammadiyah, Persatuan Islam, dan Al
Irsyad.
Gerakan-gerakan
tersebut, umumnya terbagi dalam dua golongan yaitu Gerakan Modernis dan Gerakan
Reformis. Yang dimaksud dengan Gerakan Modernis ialah gerakan yang menggunakan
organisasi sebagai alat perjuangannya. Jadi semua Gerakan Islam tersebut dapat
digolongkan sebagai gerakan Modernis. Sedangkan Gerakan Reformis, berarti di
samping gerakan ini menggunakan organisasi sebagai alat perjuangannya, juga
berusaha memurnikan Islam dan membangun kembali Islam dengan pikiran-pikiran
baru, sehingga Islam dapat mengarahkan dan membimbing umat manusia dalam
kehidupan mereka. Misalnya: Muhammadiyah, Persatuan Islam, dan Al Irsyad.
C. Nilai-nilai yang dapat diambil dari
adanya gerakan pembaharuan islam.
1.
Nilai perjuangan
yaitu gerakan pembaharuan mengandung nilai perjuangan menemukan kembali ajaran Islam yang penuh perjuangan.
2.
Nilai persatuan
yaitu gerakan pembaharuan bertujuan untuk menciptakan persatuan bagi umat Islam
dan mengatasi perpecahan karena perbedaan dalam persoalan paham, kesukuan dan lain-lain.
3.
Nilai solidaritas yaitu
gerakan pembaharuan menjalin solidaritas (persaudaraan) senasib sepenanggungan
untuk membela umat islam dalam keadaan suka maupun duka.
4.
Nilai Kemerdekaan yaitu gerakan
pembaharuan mengutamakan kemerdekaan, terutama kemerdekaan berpikir. Juga kemerdekaan
fisik yaitu kemerdekaan untuk membebaskan diri dari penjajahan
bangsa –bangsa eropa yang telah menjajah negeri-negeri Islam. Juga kemerdekaan dari ketergantungan ekonomi, dari penindasan politik dan
kekuasaan serta kemerdekaan
dari bentuk-bentuk kebudayaan barat yang melanda dunia Islam.
D. Gerakan pembaharuan islam di
indonesia
1. Gerakan sosial pembaharuan islam
a.
Nahdhotul ulama (NU)
K.H Hasyim Asy’ari adalah pendiri
Nahdlatul Ulama, artinya kebangkitan ulama, organisasi Islam terbesar di
Indonesia. Dia mendirikannya bersama Kyai Wahab Chasbullah pada 31 Januari 1926
guna mempertahankan faham bermadzhab dan membendung faham pembaharuan.
Terbentuknya sejumlah pergerakan
muslim yang menekankan pembaharuan keagamaan, modernisme pendidikan dan aksi
politik memancing sebuah gerakan tandingan di kalangan ulama tradisional
seperti Persatuan Ulama Minagkabau yang didirikan tahun 1921 dan diikuti dengan
berdirinya NU di Jawa Timur pada tahun 1926.
NU didirikan di seputar jaringan
kerja para tokoh agama yang berpusat pada pesantren di Jombang, Jawa Timur. NU
mempertahankan prinsip-prinsip keagamaan tradisional dan mengikuhkan syari'ah,
mazhab-mazhab fikih dan praktek sufi yang merupakan inti spritualitas mereka.
NU menyangkal penegasan kaum reformis tentang posisi Al-Qur'an dan hadis
menggantikan praktek Islam tradisional.
Adapun yang menjadi penyebab
langsungnya adalah adanya penyambutan yang tidak baik terhadap gagasan K.H.
Abdul Wahhab Hasbullah yang menyarankan agar usul-usul kaum tradisionalis
mengenai praktek keagamaan dibawa oleh delegasi Indonesia kepada raja Ibn Sa'ud
di Mekkah. Penolakan yang dilakukan oleh kaum reformis telah menyebabkan kaum
tradisional menjadi terpojok dan terpaksa memperjuangkan kepentingan mereka
dengan cara mereka sendiri, yakni membentuk sebuah komite yang dinamakan Komite
Hijaz untuk mewakili mereka di hadapan raja Ibn Sa'ud. Untuk memudahkan tugas
ini, tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya diputuskan untuk membentuk suatu
organisasi yang mewakili Islam tradisional yaitu NU. Persoalan ini kemudian
dapat dipandang sebagai momentum kelahiran Nahdatul Uama.
b.
Muhammadiyah
Sejak tahun
1905 K.H. Ahmad Dahlan telah banyak melakukan dakwah dan pengajian-pengajian
yang berisi paham baru dalam Islam dan menitik beratkan pada segi alamiyah.
Baginya, Islam adalah agama amal, suatu agama yang mendorong umatnya untuk
banyak melakukan kerja dan berbuat sesuatu yang bermanfaat. Dengan bekal pendalaman
beliau terhadap Al-Qura’an dan sunah nabi, sampai pada pendirian dan
tindakannya banyak bersifat pengalaman Islam dalam kehidupan nyata.
Dari kajian-kajian K.H. Ahmad Dahlan akhirnya timbul pertanyaan kenapa
banyak gerakan-gerakan islam yang tidak berhasil dalam usahanya. Hal ini tidak
lain di sebabkan banyak orang yang bergerak dan berjuang tetapi tidak berilmu
luas serta sebaliknya banyak orang yang berilmu akan tetapi tidak mau
mengamalkan ilmunya.
Atas dasar keyakinannya itulah, K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1991
mendirikan sekolah Muhammadiyah yang menempati sebuah ruangan dengan meja dan
papan tulis. Dalam sekolah tersebut, di masukkan pula beberapa pelajaran yang
lazim di ajarkan di sekolah-sekolah model Barat, seperti ilmu bumi, ilmu alam,
ilmu hayat dan sebagainya. Begitu pula diperkenalkan cara – cara baru dalam pengajaran
ilmu – ilmu keagamaan sehingga lebih menarik dan mudah dipahami.
c.
Al-irsyad
Dalam
jami’at khair, timbul suatu perbedaan pendapat yang cukup tajam, terutama
persoalan “kafa’ah”, yaitu sah tdaknya golongan Arab keturunan Sayid (keluarga
Nabi) kawin dengan golongan lainnya. Dalam hal ini Syeh Sukarti berpendapat
boleh,dan tetap kufu atau seimbang. Ia mengemukakan alasan dengan ayat
Al-Qur’an bahwa: “yang paling mulia diantara kamu sekalian di sisi Allah adalah
yang paling taqwa” (Al Hujarat 13).
Selain itu
terdapat banyak bukti bahwa para sahabat kawin satu sama lain tanpa memandang keturunan
Sayyid atau tidaknya. Ternyata pendapat ini menimbulkan ketidaksenangan
golongan Arab seketurunan dengan Syaidina Ali, keluarga Nabi, dan berakhir
dengan perpecahan. Kemudian Syekh Ahmad Sukati pada tahun 1914 mendirikan
perkumpulan Al Ishlah Wal Irsyad. Maksudnya ialah memajukan pelajaran agama
Islam yang murni di kalangan bangsa Arab di Indonesia. Dan sebagai amaliyahnya
berdirilah beberapa perguruan Al-Irsyad di mana-mana, di antaranya pada tahun
1915 di jakarta. Selain itu banyak bergerak dalam bidang sosial dan dakwah
Islam dengan dasar Al-Qur’an dan sunnah Rosul secara murni dan konsekuen.
d.
Jami’atul
khair
Organisasi sosial yang berperan
dalam melakukan perubahan sistem atau lembaga pendidikan Islam terutama di
Jakarta. Lengkapnya Al-Jamiatul Khairiyah. Merupakan organisasi pendidikan
Islam tertua di Jakarta, didirikan tahun 1901 dengan peran besar para ulama
asal Arab Hadramaut dan juga pemuda Alawiyyin, seperti Habib Abubakar bin Ali
bin Abubakar bin Umar Shahab, Sayid Muhammad Al-Fakir Ibn. Abn. Al Rahman Al
Mansyur, Idrus bin Ahmad Shahab, Ali bin Ahmad Shahab, Abubakar bin Abdullah
Alatas, Muhammad bin Abdurrahman Shahab, Abubakar bin Muhammad Alhabsyi dan
Syechan bin Ahmad Shahab. Di tangan ulama-ulama inilah Jamiatul Khair tumbuh
pesat.
Sebenarnya pada tahun 1901 Jamiatul
Khair belum mendapat izin dari pemerintah Belanda. Tujuan organisasi adalah
mengembangkan pendidikan agama Islam dan bahasa Arab. Oleh karena perhimpunan
tersebut kekurangan tenaga guru, maka pada konggresnya tahun 1911, diantara
satu keputusannya adalah memasukkan guru-guru agama dan Bahasa Arab dari luar
negeri. Kemajuan Jamiatul Khair tersebut menambah kepercayaan masyarakat Islam
di Jakarta (dan Jawa umumnya) serta daerah sekitarnya.
Organisasi Pembaharuan Islam ini berkantor
di daerah Pekojan di Tanjung Priok (Jakarta). Oleh karena perkembangannya dari
waktu ke waktu semakin pesat, maka pusat organisasi ini dipindahkan dari
Pekojan ke Jl. Karet, Tanah Abang. Organisasi ini dikenal banyak melahirkan
tokoh-tokoh Islam, terdiri dari tokoh-tokoh gerakan pembaharuan agama Islam
antara lain, Kyai Haji Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), HOS Tjokroaminoto
(pendiri Syarikat Islam), H. Samanhudi (tokoh Sarekat Dagang Islam), dan H.
Agus Salim. Bahkan beberapa tokoh perintis kemerdekaan juga merupakan anggota
atau setidaknya mempunyai hubungan dekat dengan Jamiatul Khair.
Awalnya memusatkan usahanya pada
pendidikan, namun kemudian memperluasnya dengan dakwah dan penerbitan surat
kabar harian Utusan Hindia di bawah pimpinan Haji Umar Said
Cokroaminoto (Maret 1913). Kegiatan organisasi juga meluas dengan mendirikan
Panti Asuhan Piatu Daarul Aitam. Di Tanah Abang, Habib Abubakar bersama
sejumlah Alawiyyin juga mendirikan sekolah untuk putra (aulad) di Jl.
Karet dan putri (banat) di Jl. Kebon Melati serta cabang Jamiatul Khair
di Tanah Tinggi Senen.
Pemimpin-pemimpin
Jamiatul Khair mempunyai hubungan yang luas dengan luar negeri, terutama
negeri-negeri Islam seperti Mesir dan Turki. Mereka mendatangkan
majalah-majalah dan surat-surat kabar yang dapat membangkitkan nasionalisme
Indonesia, seperti Al-Mu'ayat, Al-Liwa, Al-ittihad dan lainnya. Tahun 1903
Jamiatul Khair mengajukan permohonan untuk diakui sebagai sebuah organisasi
atau perkumpulan dan tahun 1905 permohonan itu dikabulkan oleh Pemerintah
Hindia Belanda dengan catatan tidak boleh membuka cabang-cabangnya di luar di
Batavia.
2. Gerakan politik islam
a.
Partai sarekat islam indonesia
Sebelum
menjadi Sarekat Islam, pada mulanya berasal organisasi dagang yang bernama
Sarekat Dagang Islam. Didirikan pada 1911 oleh seorang pengusaha batik terkenal
di Sala, yaitu Haji Samanhudi. Anggota-anggotanya terbatas pada para pengusaha
dan pedagang batik, sebagai usaha untuk membela kepentingan mereka dari tekanan
politik Belanda dan monopoli bahan-bahan batik oleh para pedagang Cina.
Kemudian akibat pelarangan terhadap Sarekat Dagang Islam oleh Residen
Surakarta, maka pada 1912 kedudukannya dipindah ke Surabaya dan namanya pun
berganti menjadi Sarekat Islam.
Sarekat
Islam dipimpin oleh Haji Umar Said Cokroaminoto. Dan dibawah kepemimpinannya
Sarekat Islam berkembang mewnjadi sebagai organisasi besar dasn berpengaruh,
anggota-anggotanya semakin Banyak dan meliputi seluruh lapisan masyarakat
dan cabang-cabangnya berdiri dimana-mana. Tujuannya diperluas, tidak saja
urusan dagang dan perekonomiannya, melainkan lebih luas dan besar yaitu:
menentang politik kolonial Belandadalam segala seginya dengan menggunakan dasar
perjuangan islam. Dengan tujuan tersebut akhirnya Sarekat Islam memasuki bidang
politik dan menginginkan suatu pemerintahan yang bebas dari penjajahan Belanda.
Karena Sarekat Islam diselundupi
oleh orang-orang komunis yang tergabung dalam organisasi Indische Social
Democratische Vereniging (ISDV) pimpinan Sneevliet, seorang kader komunis yg
berasal dari negeri Belanda, akhirnya tak dapat mengelakkan diri dari
perpecacahan, dan menjadilah SI Putih SI Merah yang beraliran komunis . Sarekat
Islam Putih kemudian meningkatkan diri menjadi satu organisasi politik Partai
Sarekat Islam Indonesia yang diresmikan pada tahun 1929.
b.
Partai islam masjumi
Partai Islam Masjumi berdiri pada
tanggal 7 November 1945 sebagai hasil keputusan Muktamar Umat Islam Indonesia I
yang berlangsung di Yogyakarta (Gedung Madrasah Mualimin Muhammadiyah) pada
tanggal 7-8 November 1945. Kongres ini dihadiri oleh hampir semua tokoh dari
berbagai organisasi Islam dari masa sebelum perang serta pada masa pendudukan
Jepang, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Sarekat Islam, al-Wasliyah,
Persis, al-Irsyad, serta tokoh intelektual muslim yang pada zaman Belanda aktif
dalam Jong Islamiten Bond dan Islam Study Club dan sebagainya. Dalam kongres
tersebut disepakati dan diputuskan untuk mendirikan Majlis Syura Pusat bagi
umat Islam Indonesia.
Sesungguhnya Partai Masjumi ini merupakan kelanjutan
dari kegiatan politik organisasi Islam pada akhir zaman penjajah Belanda yang
dikenal dengan nama MIAI (Majlis Islam A’la Indonesia). MIAI adalah suatu wadah
federasi dari semua organisasi Islam, didirikan pada tanggal 21 September 1937
di Surabaya atas inisiatif KH Mas Masyur (Muhammadiyah), KH Wahab Hasbullah
(NU), dan Wondo Amiseno (Sarekat Islam). Kemudian pada masa pendudukan Jepang
gabungan gerakan Islam yang juga bersifat federasi semacam MIAI ini dinamakan
Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masjumi).
Partai Masjumi yang mencanangkan tujuannya dengan
rumusan “Terlaksananya syari’at Islam dalam kehidupan orang-seorang,
masyarakat, dan Negara Republik Indonesia” dalam kiprah politiknya
sepanjang masa hidupnya, baik dalam bentuk program maupun kebijakan-kebijakan
partai menampakan sikap yang tegar, istiqomah, konsisten terhadap
prinsip-prinsip Islam yang bersumber pada Al-Qur’an maupun Al-Hadits.
Politik yang dianut oleh Partai Masjumi adalah politik
yang menggunakan parameter Islam, artinya bahwa semua program atau kebijakan
partai harus terukur secara pasti dengan nilai-nilai Islam. Ungkapan bahwa
politik itu kotor, menurut keyakinan Partai Masjumi tidak mungki terjadi
manakala sikap, langkah, dan pola perjuangannya selalu berada di atas prinsip-prinsip
ajaran Islam. Masjumi mengakui terhadap realitas yang terjadi di tengah-tengah
arena politik bahwa politik itu memang kotor, kalau politik itu didasarkan pada
“politik bebas nilai” atau politik yang diajarkan oleh Nicollo
Machiavelli bahwa “tujuan menghalalkan semua cara”. Politik Islam
sebagaimana yang dianut oleh Partai masjumi adalah politik yang mengharamkan
tujuan yang ditempuh dengan semua cara. Islam mengajarkan bahwa “Tujuan yang
baik harus dicapai dengan cara-cara yang baik pula”.
Pada tanggal 15 Desember 1955
diadakan Pemilu, Partai Masjumi mendapatka 57 kursi di pemerintahan. Akan
tetapi karena Bung Karno termakan oleh bujukan dari Komunis sehingga pada
tanggal 17 Agustus 1960 mengeluarka Surat Keputusan (SK) Presiden Nomor 200 tahun
1960 untuk membubarkan Partai Islam Masjumi dari pusat sampai ranting di
seluruh wilayah NKRI. Pada tanggal 13 September 1960 DPP Masjumi membubarkan
Masjumi dari pusat sampai ke ranting-rantingnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kemunculan gerakan pembaharuan
Islam tidak bisa dipisahkan dari kondisi obyektif kaum muslim di satu sisi dan
tantangan Barat yang muncul di hadapan Islam di sisi lain. Dari sudut pandang
ini, Islam memang menghadapi tantangan dari dua arah, yaitu dari dalam dan dari
luar. Dengan demikian, Pengertian pembaharuan bukan hanya mencakup perbaikan
kondisi obyektif masyarakat muslim, tetapi juga mencakup jawaban Islam atas
tantangan modernitas. Pembaharuan
Islam juga mngindikasikan ketidakpuasan atas kondisi Islam historis yang
berkembang sejak abad ke-18. oleh karena itu, kaum pembaru ingin membangun cita
ideal Islam yang maju dan modern.
Beberapa contoh gerakan pembaharuan yang telah terjadi
di indonesia baik dalam bidang sosial maupun di bidang politik, diantaranya
terdapat :
a. Nahdhotul ulama (NU)
b. Muhammadiyah
c. Al-irsyad
d. Jami’atul khair
e. Partai sarekat islam indonesia
f. Partai islam masjumi
Adanya beberapa gerakan diatas dilatar belakangi oleh
berbagai hal terutama upaya dalam memajukan agama islam itu sendiri dan
terlebih lagi dukungan dari masyarakat, sehingga terbentuklah suatu gerakan
pembaharuan.
Sangat membantu teima kasih
BalasHapusBally's Cherokee Casino Resort Will Close for Two Weeks
BalasHapusBally's Cherokee Casino 시흥 출장마사지 Resort 경산 출장안마 will close to the end of 성남 출장마사지 next week due 당진 출장안마 to the coronavirus outbreak. It is not yet known 아산 출장안마 if the